Bagong Kussudiardjo
Nama Lengkap : Bagong KussudiardjoAlias : Romo Gong
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Selasa, 9 Oktober 1928
Zodiac : Balance
Warga Negara : Indonesia
Ayah : R. B. Tjondro Sentono
Ibu : Siti Aminah
Istri : Sofiana, Yuli Sri Hastuti
Anak : Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, Otok Bima Sidharta, Purbasari Ayuwangi, Gregorius Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa
Saudara : Kus Sumarbirah, Handung Kussudyarsana, Lilut Kussudyarto
BIOGRAFI
Bagong Kussudiardja adalah koreografer dan pelukis kenamaan yang
digelari begawan seni Indonesia. Bagong memulai kariernya sebagai penari
Jawa klasik di Yogyakarta pada tahun 1954. Anak kedua dari empat
bersaudara ini kemudian berkenalan dengan seni tersebut melalui Sekolah
Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran
Tedjokusumo, seniman tari ternama.
Bagong memiliki darah bangsawan yang berasal dari kakeknya, Gusti Djuminah, yang konon adalah putra mahkota Sultan HB VII. Akan tetapi karena membelot, Gusti Djuminah terpaksa harus menjalani hukuman kurantil (pengasingan).
Bagong merupakan seniman yang proaktif yang cenderung memiliki ide sendiri dan mengekspresikannya melalui tari. Menurutnya, tari Jawa harus tumbuh alami dan tidak bersifat statis. Selama hidup, Bagong juga mendirikan Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo.
Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran "Bagongisme", yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Tarian ciptaan Bagong memiliki gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup. Bagong tidak pernah berhenti berkarya sampai masa akhir hidupnya. Pria yang juga akrab dipanggil Romo Gong ini meninggal di tengah proses penciptaan sendratari, pertunjukan lintasan sejarah berjudul Jakarta Maju, Indonesia Maju yang akan dipentaskan Kamis malam 17 Juni 2004 ini, dalam rangka pembukaan Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Dia menciptakan lebih dari 200 tari, dalam bentuk tunggal atau massal antara lain tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), Bedaya Gendeng (1980-an)dan masih banyak lainnya.
Bagong memiliki darah bangsawan yang berasal dari kakeknya, Gusti Djuminah, yang konon adalah putra mahkota Sultan HB VII. Akan tetapi karena membelot, Gusti Djuminah terpaksa harus menjalani hukuman kurantil (pengasingan).
Bagong merupakan seniman yang proaktif yang cenderung memiliki ide sendiri dan mengekspresikannya melalui tari. Menurutnya, tari Jawa harus tumbuh alami dan tidak bersifat statis. Selama hidup, Bagong juga mendirikan Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo.
Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran "Bagongisme", yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Tarian ciptaan Bagong memiliki gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup. Bagong tidak pernah berhenti berkarya sampai masa akhir hidupnya. Pria yang juga akrab dipanggil Romo Gong ini meninggal di tengah proses penciptaan sendratari, pertunjukan lintasan sejarah berjudul Jakarta Maju, Indonesia Maju yang akan dipentaskan Kamis malam 17 Juni 2004 ini, dalam rangka pembukaan Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Dia menciptakan lebih dari 200 tari, dalam bentuk tunggal atau massal antara lain tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), Bedaya Gendeng (1980-an)dan masih banyak lainnya.
PENDIDIKAN
- Taman Siswa Yogyakarta
- Belajar ilmu tari modern dari Martha Graham, New York
KARIR
- Koreografert
- Pelukis
Langganan berita!
|