
Foto: Wartawan Demo TNI. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Rudi
Yuuhu.info, Seorang kontributor Trans 7, Mahardikka Prakasha Shatya (32) mendapatkan
intimidasi saat melakukan peliputan di rumah duka anggota polisi yang
tewas bunuh diri. Kaset rekaman video yang baru saja direkam Mahardikka
disita dua orang berbadan tegap.
"Awalnya tadi sekitar pukul 09.30 WIB, saya sampai di rumah duka. Terus ngambil gambar sekitar 15 menitan," tutur pria yang akrab disapa Jazzy ini saat dihubungi, Minggu (26/5).
Kemudian, lanjutnya, tiba-tiba ada dua orang yang datang langsung merangkulnya saat itu. "Tiba-tiba ada 2 orang yg merangkul dan langsung merampas kamera," ucapnya.
Setelah kaset rekamannya dirampas, Jazzy pun langsung diboyong dua orang berbadan tegap tersebut ke sebuah tenda yang berada tidak jauh dari rumah duka.
"Di sana saya disidang. Tujuannya apa ngambil gambar buat apa. Ya saya bilang disuruh kantor lah. Buat informasi ke masyarakat suasana rumah dukua sehari setelah kasus bunuh diri itu," paparnya.
Kendati sudah dijelaskan tujuannya mengambil gambar, kaset hasil liputan milik Jazzy tetap tidak dikembalikan orang tersebut. "Kamera doang yang dibalikin. Abis itu disuruh pergi," ucapnya.
Atas peristiwa tersebut, Jazzy pun melapor ke Polres Jakarta Timur dengan nomor laporan 891/K/V/2013/RJT.
Sebelumnya, Bripka Jeremy Manurung, anggota unit 5 Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya, Jumat (24/5) sore.
Bripka Jeremy diduga tewas dengan menembak bagian kepalanya dengan sebuah pistol yang dimilikinya. Penyidik terbaik Polda Metro Jaya tersebut meninggalkan seorang istri dan seorang putri. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Kusen 2 Nomor 2, Rawamangun, Jakarta Timur.
"Awalnya tadi sekitar pukul 09.30 WIB, saya sampai di rumah duka. Terus ngambil gambar sekitar 15 menitan," tutur pria yang akrab disapa Jazzy ini saat dihubungi, Minggu (26/5).
Kemudian, lanjutnya, tiba-tiba ada dua orang yang datang langsung merangkulnya saat itu. "Tiba-tiba ada 2 orang yg merangkul dan langsung merampas kamera," ucapnya.
Setelah kaset rekamannya dirampas, Jazzy pun langsung diboyong dua orang berbadan tegap tersebut ke sebuah tenda yang berada tidak jauh dari rumah duka.
"Di sana saya disidang. Tujuannya apa ngambil gambar buat apa. Ya saya bilang disuruh kantor lah. Buat informasi ke masyarakat suasana rumah dukua sehari setelah kasus bunuh diri itu," paparnya.
Kendati sudah dijelaskan tujuannya mengambil gambar, kaset hasil liputan milik Jazzy tetap tidak dikembalikan orang tersebut. "Kamera doang yang dibalikin. Abis itu disuruh pergi," ucapnya.
Atas peristiwa tersebut, Jazzy pun melapor ke Polres Jakarta Timur dengan nomor laporan 891/K/V/2013/RJT.
Sebelumnya, Bripka Jeremy Manurung, anggota unit 5 Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya, Jumat (24/5) sore.
Bripka Jeremy diduga tewas dengan menembak bagian kepalanya dengan sebuah pistol yang dimilikinya. Penyidik terbaik Polda Metro Jaya tersebut meninggalkan seorang istri dan seorang putri. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Kusen 2 Nomor 2, Rawamangun, Jakarta Timur.

Langganan berita!
|