
Foto: Demo Mesir. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Dion
Yuuhu.info, Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi kemarin akhirnya jatuh setelah
rakyat Negeri Piramida itu menuntut dia mundur. Namun, banyak warga
Mesir menyatakan bahwa penggulingan presiden terpilih mereka, yang
diumumkan militer, bukanlah sebuah kudeta.
"Sebuah kudeta? Tidak. Ini adalah revolusi baru kami," kata mahasiswa jurusan bisnis Universitas Kairo, Ahmed Eid, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (5/7).
"Presiden kita sangat buruk. Militer adalah saudara kita," ujar lelaki 19 tahun itu.
Banyak orang di luar Mesir merasa sulit untuk menyalahkan logika Mursi. Tetapi warga Mesir telah terbukti kreatif dalam menentang Mursi.
Mantan menteri luar negeri era pemerintahan Presiden Husni Mubarak, Amr Moussa, mengatakan ini bukanlah sebuah kudeta, tapi Mursi telah dipecat oleh rakyat.
"Sebagian media Barat berkeras apa yang terjadi di Mesir adalah sebuah kudeta. Pada kenyataannya, ini tidak adil," ucap Moussa, yang sempat memimpin Liga Arab dari Juni 2001 sampai Juni 2011.
"Ini adalah sebuah pemberontakan populer, sebuah revolusi yang populer," kata dia. "Pada kenyataannya ini adalah pemecatan presiden oleh rakyatnya."
Moussa mengatakan militer Mesir juga tidak mengambil inisiatif sehingga membuat warga melakukan protes besar-besaran dan tumpah ruah di jalan-jalan pada Ahad pekan lalu.
"Sebuah kudeta? Tidak. Ini adalah revolusi baru kami," kata mahasiswa jurusan bisnis Universitas Kairo, Ahmed Eid, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (5/7).
"Presiden kita sangat buruk. Militer adalah saudara kita," ujar lelaki 19 tahun itu.
Banyak orang di luar Mesir merasa sulit untuk menyalahkan logika Mursi. Tetapi warga Mesir telah terbukti kreatif dalam menentang Mursi.
Mantan menteri luar negeri era pemerintahan Presiden Husni Mubarak, Amr Moussa, mengatakan ini bukanlah sebuah kudeta, tapi Mursi telah dipecat oleh rakyat.
"Sebagian media Barat berkeras apa yang terjadi di Mesir adalah sebuah kudeta. Pada kenyataannya, ini tidak adil," ucap Moussa, yang sempat memimpin Liga Arab dari Juni 2001 sampai Juni 2011.
"Ini adalah sebuah pemberontakan populer, sebuah revolusi yang populer," kata dia. "Pada kenyataannya ini adalah pemecatan presiden oleh rakyatnya."
Moussa mengatakan militer Mesir juga tidak mengambil inisiatif sehingga membuat warga melakukan protes besar-besaran dan tumpah ruah di jalan-jalan pada Ahad pekan lalu.

Langganan berita!
|