Foto:
. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Defri Putra
Yuuhu.info, Filipina baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2013
yang mencapai 7,8 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi Filipina jauh di
atas Indonesia dan China.
Pada kuartal I tahun ini, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 6,2 persen. Sementara China mencapai 7,7 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Filipina yang sangat tinggi.
"Kita menyambut baik, karena dengan demikian Filipina betul-betul mereka sedang merealisasikan potensi," kata Armida di Komisi XI DPR, Kamis (30/5).
Armida melihat, pertumbuhan ekonomi Filipina yang mencapai 7,8 persen, merupakan tantangan bagi Indonesia. Minimal untuk bisa mempertahankan ekonomi tetap di atas 6 persen. Untuk dapat merealisasikan hal itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mempercepat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P).
"Ya tentu tantangan kita adalah bagaimana tetap bisa di atas 6 persen. Jadi saya rasa pembahasan RAPBN-P-nya cepat saja. Mudah-mudahan cepat ya on schedule, jadi BBM naik, program-program kompensasi jalan, program khusus jalan, sudah cepat," papar Armida.
Armida optimis, aliran dana investasi masih akan terus masuk ke Indonesia, walaupun Filipina kini sudah masuk pertimbangan investor asing. "Kita itu punya potensi sendiri, masing-masing negara kan beda-beda. Kalau Filipina (jumlah penduduk sekitar) 60 juta jiwa, kita berapa? 240 juta, demokratis dengan berbagai potensi. Tapi Filipina juga banyak tantangan lho. Mereka itu ekonominya itu, saya gak tahu sejauh mana progresnya, harus direformasi juga. Tapi kalau Filipina segitu sih ya baik ya, itu kan ASEAN," tutup Armida.
Pada kuartal I tahun ini, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 6,2 persen. Sementara China mencapai 7,7 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Filipina yang sangat tinggi.
"Kita menyambut baik, karena dengan demikian Filipina betul-betul mereka sedang merealisasikan potensi," kata Armida di Komisi XI DPR, Kamis (30/5).
Armida melihat, pertumbuhan ekonomi Filipina yang mencapai 7,8 persen, merupakan tantangan bagi Indonesia. Minimal untuk bisa mempertahankan ekonomi tetap di atas 6 persen. Untuk dapat merealisasikan hal itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mempercepat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P).
"Ya tentu tantangan kita adalah bagaimana tetap bisa di atas 6 persen. Jadi saya rasa pembahasan RAPBN-P-nya cepat saja. Mudah-mudahan cepat ya on schedule, jadi BBM naik, program-program kompensasi jalan, program khusus jalan, sudah cepat," papar Armida.
Armida optimis, aliran dana investasi masih akan terus masuk ke Indonesia, walaupun Filipina kini sudah masuk pertimbangan investor asing. "Kita itu punya potensi sendiri, masing-masing negara kan beda-beda. Kalau Filipina (jumlah penduduk sekitar) 60 juta jiwa, kita berapa? 240 juta, demokratis dengan berbagai potensi. Tapi Filipina juga banyak tantangan lho. Mereka itu ekonominya itu, saya gak tahu sejauh mana progresnya, harus direformasi juga. Tapi kalau Filipina segitu sih ya baik ya, itu kan ASEAN," tutup Armida.
Langganan berita!
|