BIOGRAFI
Arwin Rasyid lahir di Roma, Italia, tepatnya pada tanggal 22 Januari
1957. Sejak lahir sampai berumur enam tahun, Arwin tinggal di Roma. Lalu
setelah itu, ia pindah ke Singapura dan tinggal di sana selama kurang
lebih lima tahun. Karena sejak lahir Arwin belum pernah tinggal di
lingkungan yang berbahasa Indonesia, ia pun tidak bisa bahasa Indonesia.
Lingkungan tempat ia tumbuh sejak kecil selalu menggunakan bahasa
Inggris, dan lingkungan keluarganya menggunakan bahasa Padang karena
ayahnya merupakan seorang diplomat yang berasal dari Sumatra Barat dan
ibunya pun berdarah asli Sumatra Barat. Bahkan ia pernah mengira kalau
bahasa Padang merupakan bahasa Indonesia.
Saat Arwin mulai dewasa, ia pindah ke Indonesia, dan mengalami
masalah karena ia belum bisa berbahasa Indonesia. Atas dispensasi dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ia bisa masuk sekolah
internasional The Gandhi Memorial School, Jakarta. Setelah ia lulus dari
sekolah tersebut, orangtuanya menginginkan Arwin untuk kuliah di dalam
negeri. Ayahnya menginginkan ia untuk masuk fakultas hukum, sedangkan
ibunya ingin agar Arwin masuk fakultas kedokteran. Namun akhirnya ia
memutuskan untuk belajar di fakultas dengan bidang yang ia minati, yaitu
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Semasa kuliah di UI pun ia
masih belum benar-benar fasih berbahasa Indonesia, dan ia sering
menjawab pertanyaan dosennya dengan bahasa Inggris.
Arwin lulus kuliah pada tahun 1980, dan setelah itu ia memutuskan
untuk bekerja di Bank of Amerika sambil mencoba untuk mengajukan
permohonan beasiswa. Cita-citanya untuk melanjutkan kuliah di luar
negeri pun terwujud setelah ia menerima beasiswa dari HISWA Center untuk
kuliah di Universitas Hawaii, Amerika Serikat. Ia menempuh studinya
tersebut selama kurun waktu dua tahun, dan akhirnya memutuskan untuk
mengambil gelar MBA di universitas yang sama pada tahun 1982.
Arwin sempat pulang ke Indonesia sebelum akhirnya memutuskan untuk
kembali lagi ke Amerika untuk bekerja lagi di Bank of America. Ia sempat
bekerja lagi di bank tersebut selama tujuh tahun sebelum akhirnya
memutuskan untuk bekerja di Bank Niaga. Pada tahun 1999, ia berpindah ke
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan bekerja sebagai staff
ahli di sana. Tidak sampai di situ, karirnya semakin naik ketika ia
dipercaya untuk menjadi Wakil Ketua BPPN. Pada tahun 2000, ia pun
dipercaya untuk memimpin bank Danamon.
Arwin merupakan sosok pekerja keras. Ia dididik oleh orang tuanya
untuk tidak manja, dan orang tuanya pun selalu menanamkan nilai-nilai
hidup yang lebih berharga daripada harta. Karena itulah sekarang baginya
pendidikan anaknya merupakan prioritas utama, dan ia ingin anak-anaknya
bersekolah di institusi yang paling terkemuka di dunia. Selain itu, ia
juga merupakan sosok pemimpin perusahaan yang handal. Baginya, karyawan
yang berkualitas merupakan aset utama di dalam perusahaan.
Riset dan Analisis: Galih Setyo Pribadi