
Foto: Thailand Selatan mulai terkena efek asap dari Indonesia yuuhu.info
Oleh: Rudi
Yuuhu.info, Tujuh provinsi di Thailand Selatan mulai terkena dampak kabut asap
yang berasal dari kebakaran hutan di Indonesia kemarin. Provinsi
Narathiwat menjadi yang paling buruk setelah tingkat materi partikel
mencapai 129 mikrogram/meter kubik dan dianggap merugikan kesehatan.
Situs asiaone.com melaporkan, Kamis (27/6), Wakil Kepala Departemen Pengendalian Pencemaran Lingkungan Thailand, Araya Nanthaphothidet, dijadwalkan akan memimpin pertemuan antar pejabat terkait di Provinsi Songkhla untuk membahas dampak dari asap kebakaran hutan.
Direktur Kantor Wilayah Lingkungan 16, Halem Jehmarikan, mengatakan materi partikel udara di Narathiwat meningkat dari 104 mikrogram per meter kubik tiga hari lalu hingga mencapai angka 129 mikrogram per meter kubik kemarin, tingkat yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan sistem pernapasan.
Halem menyarankan agar warga memakai masker wajah ketika keluar dan menghindari berolahraga di luar ruangan. Dia juga memperingatkan hal ini agar dilakukan kepada orang tua dan anak-anak, serta orang-orang dengan penyakit jantung dan asma yang rentan terhadap risiko kesehatan dari polusi udara.
Halem mengatakan perangkat untuk mengukur kualitas udara di Songkhla rusak akibat sambaran petir di Distrik Hat Yai beberapa hari yang lalu. Hal ini berarti tidak ada laporan pada tingkat partikel yang tersedia untuk mengukur tingkat kualitas udara di provinsi itu.
Perangkat baru rencananya akan dikirim ke Hat Yai dan Kota Satun besok.
Halem menyatakan pihaknya juga menyuruh pihak berwenang di tujuh provinsi di Thailand Selatan, seperti Nakhon Si Thammarat, Trang, Satun, Songkhla, Yala, Pattani, dan Narathiwat, untuk memantau polusi udara, setelah asap akibat kebakaran hutan di Indonesia sudah mencapai Thailand lebih cepat dari antisipasi sebelumnya.
Situs asiaone.com melaporkan, Kamis (27/6), Wakil Kepala Departemen Pengendalian Pencemaran Lingkungan Thailand, Araya Nanthaphothidet, dijadwalkan akan memimpin pertemuan antar pejabat terkait di Provinsi Songkhla untuk membahas dampak dari asap kebakaran hutan.
Direktur Kantor Wilayah Lingkungan 16, Halem Jehmarikan, mengatakan materi partikel udara di Narathiwat meningkat dari 104 mikrogram per meter kubik tiga hari lalu hingga mencapai angka 129 mikrogram per meter kubik kemarin, tingkat yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan sistem pernapasan.
Halem menyarankan agar warga memakai masker wajah ketika keluar dan menghindari berolahraga di luar ruangan. Dia juga memperingatkan hal ini agar dilakukan kepada orang tua dan anak-anak, serta orang-orang dengan penyakit jantung dan asma yang rentan terhadap risiko kesehatan dari polusi udara.
Halem mengatakan perangkat untuk mengukur kualitas udara di Songkhla rusak akibat sambaran petir di Distrik Hat Yai beberapa hari yang lalu. Hal ini berarti tidak ada laporan pada tingkat partikel yang tersedia untuk mengukur tingkat kualitas udara di provinsi itu.
Perangkat baru rencananya akan dikirim ke Hat Yai dan Kota Satun besok.
Halem menyatakan pihaknya juga menyuruh pihak berwenang di tujuh provinsi di Thailand Selatan, seperti Nakhon Si Thammarat, Trang, Satun, Songkhla, Yala, Pattani, dan Narathiwat, untuk memantau polusi udara, setelah asap akibat kebakaran hutan di Indonesia sudah mencapai Thailand lebih cepat dari antisipasi sebelumnya.
Langganan berita!
|



















