find us on :

Healt
Life Style
Female

Kolom Khusus

Oto
Jakarta
Love
Game

Kolom Misteri

index

Teknologi

Gadget News
SpotLight
Event
Musik
Uang

PROFILE

+see more profile

TRAVEL

KULINER

YUNIK

HOT NEWS
BERITA FILM

Fashion

STYLE

CINTA

PERNIK

ZODIAK

Resep Masakan

Cerita migrasi pemuda Madura ke Jakarta demi berdagang sate

mobile Nikmati berita terikini lewat facebook Anda di facebook & Mobile untuk Seluler


Foto: Sate Madura. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Dion
Yuuhu.info, Makanan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Jakarta. Sebab, hampir di pelosok ibu kota setiap orang dapat menemukan penjaja kuliner ini. Iya, apa lagi kalau bukan sate Madura.

Mulai dari yang berupa gerobak dorongan hingga pedagang kaki lima, sate Madura kerap menjadi salah satu pilihan makanan warga Jakarta. Alhasil, banyak pemikiran yang mengidentikkan orang Madura dengan penjual sate Madura itu sendiri.

Tidak salah memang. Ini lantaran banyak warga Madura yang berprofesi sebagai penjual sate. Mereka bahkan boleh dibilang ingin mencoba peruntungan di Jakarta, setelah sebelumnya menjual makanan yang selalu diikuti dengan kata 'asli Madura' itu di kampung halamannya.

Baresi salah satunya. Lelaki asal Pangkalan, Madura, ini sudah berjualan sate di Jakarta sejak 2008 lalu. Dia berani beradu nasib setelah pamannya mengajak dia untuk mencari uang di Jakarta.

"Jadi saya kerja ikut om dan yang membikin warung sate ini pertama memang om dari saudara ibu saya itu. Sekarang saya yang jaga," kata Baresi saat berbincang-bincang dengan merdeka.com, Jumat (14/6).

Warung sate yang terletak di pinggiran Jalan Tebet Raya, Jakarta Selatan, ini memang dengan jelas mencantumkan kata sate asli Madura, dengan pilihan sate ayam dan sate kambing.

Pemuda kelahiran 1992 ini menjelaskan bahwa di kampung halamannya memang banyak yang menjual sate. Menurut dia, orang Madura bisa diidentikkan dengan penjual sate.

"Om saya di sana (Madura) juga sudah jual sate dari awal, tapi warung yang di kampung itu akhirnya dilepas buat anaknya dan om saya akhirnya buka cabang ke Jakarta. Jadi yang di kampung sudah ada yang jagain," ujar dia.

Lelaki yang suka dengan sepak bola ini menjelaskan bahwa orang Madura memang kurang begitu suka dengan sayur dan lebih senang dengan daging layaknya orang Padang. Hal inilah yang menurut dia kenapa banyak orang Madura menjadi penjual sate.

"Mungkin karena kita suka daging jadi banyak yang jualan sate. Tapi kalau profesi lain paling belok-beloknya jadi tukang besi tua atau tukang kayu. Nah kalau dari keluarga saya memang banyak juga yang jual sate Madura," ucap lelaki yang suka dengan klub Manchester City ini.

Baresi juga menyadari banyaknya pedagang sate Madura di Jakarta. Bahkan, beberapa warung sate Madura lainnya juga tidak terlalu jauh dan hanya berjarak ratusan meter dari warung sate milik pamannya itu.

Namun, meski begitu dia mengatakan hubungan dengan sesama penjual sate Madura lainnya tidak pernah ada masalah dan baginya rezeki sudah ada yang mengatur.

"Hubungan sih aman-aman saja, iya layaknya setiap orang pastikan tidak mau dicolek, dan itu sama dengan orang Madura yang tidak mau dicolek. Asal enak-enak saja jalanin usaha dan tidak merugikan satu sama lainnya tidak masalah," ucap Baresi. "Kita tidak saling iri karena rezeki sudah di tangan Tuhan."

Baresi juga menjelaskan memang ada paguyuban penjual sate Madura. Namun, dia tidak tahu apakah pamannya itu turut ikut dalam suatu paguyuban pedagang sate Madura.

Sementara itu, dia mengatakan duka yang dia rasakan selama kurang lebih lima tahun berjualan sate di Jakarta adalah ketika hujan lebat mengguyur. Ini lantaran pembeli yang datang bakalan sepi.

"Nah kalau untuk masalah pungutan, iya memang biasanya setiap tempat pasti ada yang megang. Tetapi memang pungutan itu tidak setiap hari, paling dia juga minta Rp 10 ribu kalau ada perlu saja, dan saya nanti tinggal bilang ke om kalau ada iuran. Om saya paling bilang iya sudah tidak apa-apa ikutin saja kita harus sadar bahwa kita kan numpang di sini," ujar Baresi sambil melepas tawa.

Baresi mengatakan yang menjadi ciri khas dan yang membedakan sate Madura dengan sate-sate lainnya memang terletak di rasa bumbunya. "Sate Madura terkenalnya manis dan gurih."

Dia menjelaskan untuk pendapatan dirinya dikasih Rp 400 ribu per bulan dari pamannya. Sementara untuk omzetnya sendiri bisa mencapai antara Rp 450 ribu sampai 500 ribu per hari.

Saban harinya, Baresi selalu membawa 200 tusuk sate ayam dan 100 tusuk sate kambing. Sedangkan untuk Sop Madura, tiap hari dia membawa dengan takaran sepuluh mangkok.

Langganan berita!

Politik hari ini
SHOW MORE
Artikel yang dibaca pengunjung lain
List Profile Terbaru
top gossip
more stories

news seleb
latest news
photo sneak
have you read
news female
in the news
FILM news
news seleb
more stories

top gossip
latest news
photo sneak
have you read
news asian
in the news
FILM news
news asian
more stories

top gossip
latest news
photo sneak
have you read
news seleb
in the news
FILM news
more stories

top gossip
latest news
photo sneak
have you read
news asian
in the news
FILM news
have you read
photo sneak
latest news
photo sneak
photo sneak
top gossip
more stories

news seleb
news fashion
in the news
PERNAK PERNIK
have you read
photo sneak
latest news
photo sneak
photo sneak
top gossip
more stories

news seleb
news fashion
in the news
PERNAK PERNIK
have you read
photo sneak
latest news
photo sneak
photo sneak
top gossip
more stories

news seleb
news fashion
in the news
PERNAK PERNIK
recommended reading
  • KULINER
  • HEALT
  • TRAVEL
  • FASHION
  • FEMALE
  • LOVE
  • CANTIK
  • LIFESTYLE
  • YUNIK
  • FILM
HomeTentangKontakKetentuanDisclaimerMobileSite Map
© Copyright DBD :] 2012 - 2013 Some rights reserved
Hak cipta dilindungi oleh undang - undang
Proudly powered by www.yuuhu.info