
Foto: McDonalds di Israel. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Defri Putra
Yuuhu.info, Para pegiat Israel kemarin menyerukan agar melakukan boikot terhadap
McDonald's lantaran restoran makanan cepat saji itu menolak membuka
cabang di pemukiman Yahudi.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Jumat (28/6), Juru bicara McDonald's Israel, Irina Shalmor, mengatakan divisi McDonald's Israel memang pernah didekati oleh pemilik pusat perbelanjaan di Kota Ariel, wilayah yang diduduki Israel di Tepi Barat, yang meminta agar McDonald's membuka satu cabang di kota itu sekitar enam bulan lalu.
Namun, Irina menjelaskan McDonald's menolak permintaan itu dan mengatakan pihaknya tidak akan membangun salah satu cabangnya di wilayah Palestina yang diduduki Negeri Zionis itu.Dia mengatakan keputusan ini memang tidak terkoordinasi dengan kantor pusat McDonald's di Amerika Serikat.
Alhasil, para pegiat Israel menyerukan untuk melakukan aksi boikot terhadap seluruh cabang McDonald's di Negeri Bintang Daud itu. Sebaliknya, mereka mendesak agar warga Israel mendukung produk makanan cepat saji asal Negeri Yahudi itu, yakni Burger Ranch.
"McDonald's telah berubah dari sebuah bisnis menjadi sebuah organisasi dengan agenda politik anti-Israel," kata Wakil Direktur Dewan Komunitas Yahudi di Yudea, Samaria, dan Gaza, Yigal Delmonti, seperti dikutip situs Arutz Sheva.
"Kami menyambut pengumuman Burger Ranch yang akan membuka cabangnya di Ariel, suatu langkah yang akan meningkatkan visibilitas mereka di seantero Israel," lanjut Yigal.
Pemilik dan CEO McDonald's di Israel, Omri Padan, merupakan pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peace Now. Organisasi ini memberikan bantuan hukum untuk solusi dua negara dalam batas aman.
Direktur Eksekutif LSM Peace Now, Yariv Oppenheimer, turut membela keputusan Omri. Dia mengatakan McDonald's memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan hati nurani dan untuk memutuskan di mana mereka ingin membuka toko-tokonya.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Jumat (28/6), Juru bicara McDonald's Israel, Irina Shalmor, mengatakan divisi McDonald's Israel memang pernah didekati oleh pemilik pusat perbelanjaan di Kota Ariel, wilayah yang diduduki Israel di Tepi Barat, yang meminta agar McDonald's membuka satu cabang di kota itu sekitar enam bulan lalu.
Namun, Irina menjelaskan McDonald's menolak permintaan itu dan mengatakan pihaknya tidak akan membangun salah satu cabangnya di wilayah Palestina yang diduduki Negeri Zionis itu.Dia mengatakan keputusan ini memang tidak terkoordinasi dengan kantor pusat McDonald's di Amerika Serikat.
Alhasil, para pegiat Israel menyerukan untuk melakukan aksi boikot terhadap seluruh cabang McDonald's di Negeri Bintang Daud itu. Sebaliknya, mereka mendesak agar warga Israel mendukung produk makanan cepat saji asal Negeri Yahudi itu, yakni Burger Ranch.
"McDonald's telah berubah dari sebuah bisnis menjadi sebuah organisasi dengan agenda politik anti-Israel," kata Wakil Direktur Dewan Komunitas Yahudi di Yudea, Samaria, dan Gaza, Yigal Delmonti, seperti dikutip situs Arutz Sheva.
"Kami menyambut pengumuman Burger Ranch yang akan membuka cabangnya di Ariel, suatu langkah yang akan meningkatkan visibilitas mereka di seantero Israel," lanjut Yigal.
Pemilik dan CEO McDonald's di Israel, Omri Padan, merupakan pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peace Now. Organisasi ini memberikan bantuan hukum untuk solusi dua negara dalam batas aman.
Direktur Eksekutif LSM Peace Now, Yariv Oppenheimer, turut membela keputusan Omri. Dia mengatakan McDonald's memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan hati nurani dan untuk memutuskan di mana mereka ingin membuka toko-tokonya.

Langganan berita!
|