Foto:
. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Dion
Yuuhu.info, Menjelang malam, puluhan lapak semi permanen mulai didirikan di
sepanjang di kawasan Bongkaran, Jalan KS. Tubun, Tanah Abang, Jakarta
Pusat. Lapak yang berdiri di sepanjang pinggiran Kanal Banjir Barat itu
berukuran sekitar 2X1 meter, menjual berbagai minuman, mulai air
mineral, hingga bir botol.
Puluhan lapak tersebut menjadi tempat mangkal puluhan wanita tuna susila (WTS), yang sebagian besar merupakan wanita setengah tua atau biasa disebut WTS setengah tua (STW). Dengan dandanan menor, mereka biasa menunggu pria hidung belang di sepanjang Jembatan Tinggi, Jalan KS Tubun.
Namun kini puluhan lapak-lapak tersebut mendadak menghilang menjelang bulan Ramadan. Tidak ada lagi panggilan centil sejumlah WTS STW memanggil para pejalan yang melewati kawasan tersebut.
"Dua hari sebelum bulan puasa pasti pada tutup, biasanya kan FPI kan pada keliling," kata Reny (45) (bukan nama sebenarnya) salah seorang pemilik lapak minuman di Jembatan Tinggi, kepada merdeka.com, Sabtu (6/7).
Wanita yang sudah lebih dari dua tahun menjual minuman di kawasan tersebut mengatakan, para WTS yang mangkal juga akan menghilang dengan sendirinya.
"Biasanya para jablay bakal pulang kampung. Mereka balik lagi seminggu habis lebaran, atau malahan juga ga ada yang balik lagi," tutur wanita beranak tiga itu.
Kawasan Bongkaran terkenal sebagai lokasi prostitusi bagi pria hidung belang berkantong tipis. Rata-rata mereka berprofesi sebagai kuli bangunan, sopir angkot, sampai tukang parkir.
"Kalau di sini mah, yang datang sopir angkot. Jablaynya juga murah, sekitar gocapan (Rp 50 ribu). Malah bisa lebih murah kalau bisa nawarnya," tutur Reny.
Puluhan lapak tersebut menjadi tempat mangkal puluhan wanita tuna susila (WTS), yang sebagian besar merupakan wanita setengah tua atau biasa disebut WTS setengah tua (STW). Dengan dandanan menor, mereka biasa menunggu pria hidung belang di sepanjang Jembatan Tinggi, Jalan KS Tubun.
Namun kini puluhan lapak-lapak tersebut mendadak menghilang menjelang bulan Ramadan. Tidak ada lagi panggilan centil sejumlah WTS STW memanggil para pejalan yang melewati kawasan tersebut.
"Dua hari sebelum bulan puasa pasti pada tutup, biasanya kan FPI kan pada keliling," kata Reny (45) (bukan nama sebenarnya) salah seorang pemilik lapak minuman di Jembatan Tinggi, kepada merdeka.com, Sabtu (6/7).
Wanita yang sudah lebih dari dua tahun menjual minuman di kawasan tersebut mengatakan, para WTS yang mangkal juga akan menghilang dengan sendirinya.
"Biasanya para jablay bakal pulang kampung. Mereka balik lagi seminggu habis lebaran, atau malahan juga ga ada yang balik lagi," tutur wanita beranak tiga itu.
Kawasan Bongkaran terkenal sebagai lokasi prostitusi bagi pria hidung belang berkantong tipis. Rata-rata mereka berprofesi sebagai kuli bangunan, sopir angkot, sampai tukang parkir.
"Kalau di sini mah, yang datang sopir angkot. Jablaynya juga murah, sekitar gocapan (Rp 50 ribu). Malah bisa lebih murah kalau bisa nawarnya," tutur Reny.
Langganan berita!
|