Foto: firman kompas. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Defri Putra
Yuuhu.info, Meski punya terdaftar
sebagai peserta jaminan kesehatan masyarakat, Firman Simangunsong (23)
warga Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara, harus mengalami pembusukan kaki selama 8 bulan.
Informasi soal manfaat keanggotaan jaminan kesehatan itu tak sampai ke
pelosok.
Kaki Firman membusuk dari lutut sampai ujung kaki. Dia mengalami kecelakaan kerja di Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit swasta dan klinik patah tulang tetapi tak kunjung sembuh. Akhirnya, luka tersebut dibiarkan dan membusuk.
Kondisi Firman baru ketahuan saat calon anggota legislatif dari Partai Nasdem, Elman Saragih, melakukan sosialisasi di daerah itu dan mendapat informasi soal Firman. Oleh Elman, Firman dibawa ke rumah sakit tentara. Di sana, kaki Firman diamputasi.
Baru terungkap kemudian, bahwa ibu Firman, Nurhaida boru Sianturi (62) tak cukup berani membawa Firman ke rumah sakit karena tak punya cukup uang. Dia juga tak tahu bahwa kepesertaannya dalam jaminan kesehatan masyarakat memberikan manfaat antara lain untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan Firman.
“Ya, anak saya ini akhirnya dibawa oleh Pak Elman dan rombongan ke mari,” kata Nurhaida boru Sianturi, saat ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tentara di Jalan Gunung Simanuk-manuk, Pematangsiantar, Jumat (28/2/2014).
Menurut Elman, kasus Firman ini merupakan bukti sosialisasi jaminan kesehatan tak sampai ke daerah, terutama kepada masyarakat miskin. “Jamkesmas itu belum diketahui masyarakat secara luas kemanfaatannya. Ketika sudah disampaikan ke masyarakat, pemerintah atau petugas di bawah tidak memberitahu bagaimana menggunakan Jamkesmas," kata dia.
Elman berharap pemerintah menyampaikan penggunaan Jamkesmas secara optimal. “Jadi, Jamkesmas itu bukan hanya pajangan. Percuma kalau tidak dipakai,” katanya.
Kekesalan serupa disampaikan anggota DPRD Simalungun, Bernard Damanik. Menurutnya, ini merupakan bentuk kegagalan Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun dalam mensosialisasikan manfaat Jamkesmas kepada warga miskin di Kabupaten Simalungun.
“Saya juga pernah menemukan kasus serupa di sebuah nagori di Simalungun, ada warga yang mengalami sakit kronik, terdaftar peserta Jamkesmas namun tidak tahu menggunakannya. Inilah bentuk kegagalan pemerintah yang tidak paripurna mensosialisasikan programnya,” kecam Bernard.
Kaki Firman membusuk dari lutut sampai ujung kaki. Dia mengalami kecelakaan kerja di Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit swasta dan klinik patah tulang tetapi tak kunjung sembuh. Akhirnya, luka tersebut dibiarkan dan membusuk.
Kondisi Firman baru ketahuan saat calon anggota legislatif dari Partai Nasdem, Elman Saragih, melakukan sosialisasi di daerah itu dan mendapat informasi soal Firman. Oleh Elman, Firman dibawa ke rumah sakit tentara. Di sana, kaki Firman diamputasi.
Baru terungkap kemudian, bahwa ibu Firman, Nurhaida boru Sianturi (62) tak cukup berani membawa Firman ke rumah sakit karena tak punya cukup uang. Dia juga tak tahu bahwa kepesertaannya dalam jaminan kesehatan masyarakat memberikan manfaat antara lain untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan Firman.
“Ya, anak saya ini akhirnya dibawa oleh Pak Elman dan rombongan ke mari,” kata Nurhaida boru Sianturi, saat ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tentara di Jalan Gunung Simanuk-manuk, Pematangsiantar, Jumat (28/2/2014).
Menurut Elman, kasus Firman ini merupakan bukti sosialisasi jaminan kesehatan tak sampai ke daerah, terutama kepada masyarakat miskin. “Jamkesmas itu belum diketahui masyarakat secara luas kemanfaatannya. Ketika sudah disampaikan ke masyarakat, pemerintah atau petugas di bawah tidak memberitahu bagaimana menggunakan Jamkesmas," kata dia.
Elman berharap pemerintah menyampaikan penggunaan Jamkesmas secara optimal. “Jadi, Jamkesmas itu bukan hanya pajangan. Percuma kalau tidak dipakai,” katanya.
Kekesalan serupa disampaikan anggota DPRD Simalungun, Bernard Damanik. Menurutnya, ini merupakan bentuk kegagalan Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun dalam mensosialisasikan manfaat Jamkesmas kepada warga miskin di Kabupaten Simalungun.
“Saya juga pernah menemukan kasus serupa di sebuah nagori di Simalungun, ada warga yang mengalami sakit kronik, terdaftar peserta Jamkesmas namun tidak tahu menggunakannya. Inilah bentuk kegagalan pemerintah yang tidak paripurna mensosialisasikan programnya,” kecam Bernard.
Langganan berita!
|