Foto:
. ©2013 yuuhu.info
Reporter: Dion
Yuuhu.info, Polrestabes Bandung mengungkap pelaku perampokan mobil pengisian ATM
(Mobil Securicor G4S) di Bandung senilai Rp 2,99 miliar. Dua dari tiga
tersangka diketahui adalah anggota TNI.
Kopral DSB yang kini sedang dalam proses pemecatan Pomdam III/Siliwangi adalah otak dari perampokan tersebut.
Sedangkan DF yang merupakan pecatan TNI masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Dia bertugas mempersiapkan alat untuk menganiaya korban. Lainnya AS, adalah seorang pedagang Kupat Tahu yang turut menganiaya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan penangkapan pelaku terjadi empat hari pasca perampokan. Saat itu pencarian berhasil menyasar pelaku berinisial AS pada Jumat (3/5) lalu, di Margaasih Kabupaten Bandung.
"Selanjutnya penangkapan mengembang ke DSB yang ditangkap di Cianjur," kata Kapolrestabes, di Mapolrestabes Bandung, Jumat (10/5). Kini polisi masih memburu DF.
Saat ini kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa uang senilai Rp 1,7 miliar yang belum sempat dirampok dan telah dikembalikan kepada pihak PT G4S cash service.
"Uang sebesar Rp 1,3 miliar telah kita selamatkan dari para tangan tersangka," paparnya. Adapun total kerugian Rp 4,7 miliar.
Lainnya satu unit kendaraan roda empat merek Isuzu Panther warna biru nomor polisi B 9058 XV, 1 buah karung segel rusak, 7 buah kotak reject warna hitam, 5 karung kosong, dan rekening BRI atas nama Irma Yanti senilai Rp 250 juta.
Kapolrestabes menjelaskan, Mobil Securicor, dirampok, Minggu, (28/4) dini hari. Uang senilai Rp 2,99 miliar dibawa kabur perampok.
Kronologi awal, mobil membawa uang tunai senilai Rp 5,49 Miliar untuk diisikan ke sejumlah ATM di Bandung. AS dan DF mengikuti mobil G4S menggunakan sepeda motor usai melakukan pengisian ATM di Jalan Sunda.
Keduanya langsung menodongkan pisau dan alat setrum kepada petugas. DSB tiba, namun perannya berpura-pura menjadi korban.
Disitu pelaku yang masuk ke dalam mobil membawa petugas berkeliling hingga dibuang di Kabupaten Bandung dan Cianjur. Diketahui DSB dan DF sama-sama mendapatkan uang Rp 1 miliar dari aksi kriminal.
"Kita masih dalami dan kita selidiki, pengembangan terus berlanjut untuk mengejar DF," paparnya.
Kopral DSB yang kini sedang dalam proses pemecatan Pomdam III/Siliwangi adalah otak dari perampokan tersebut.
Sedangkan DF yang merupakan pecatan TNI masuk Daftar Pencarian Orang (DPO). Dia bertugas mempersiapkan alat untuk menganiaya korban. Lainnya AS, adalah seorang pedagang Kupat Tahu yang turut menganiaya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan penangkapan pelaku terjadi empat hari pasca perampokan. Saat itu pencarian berhasil menyasar pelaku berinisial AS pada Jumat (3/5) lalu, di Margaasih Kabupaten Bandung.
"Selanjutnya penangkapan mengembang ke DSB yang ditangkap di Cianjur," kata Kapolrestabes, di Mapolrestabes Bandung, Jumat (10/5). Kini polisi masih memburu DF.
Saat ini kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa uang senilai Rp 1,7 miliar yang belum sempat dirampok dan telah dikembalikan kepada pihak PT G4S cash service.
"Uang sebesar Rp 1,3 miliar telah kita selamatkan dari para tangan tersangka," paparnya. Adapun total kerugian Rp 4,7 miliar.
Lainnya satu unit kendaraan roda empat merek Isuzu Panther warna biru nomor polisi B 9058 XV, 1 buah karung segel rusak, 7 buah kotak reject warna hitam, 5 karung kosong, dan rekening BRI atas nama Irma Yanti senilai Rp 250 juta.
Kapolrestabes menjelaskan, Mobil Securicor, dirampok, Minggu, (28/4) dini hari. Uang senilai Rp 2,99 miliar dibawa kabur perampok.
Kronologi awal, mobil membawa uang tunai senilai Rp 5,49 Miliar untuk diisikan ke sejumlah ATM di Bandung. AS dan DF mengikuti mobil G4S menggunakan sepeda motor usai melakukan pengisian ATM di Jalan Sunda.
Keduanya langsung menodongkan pisau dan alat setrum kepada petugas. DSB tiba, namun perannya berpura-pura menjadi korban.
Disitu pelaku yang masuk ke dalam mobil membawa petugas berkeliling hingga dibuang di Kabupaten Bandung dan Cianjur. Diketahui DSB dan DF sama-sama mendapatkan uang Rp 1 miliar dari aksi kriminal.
"Kita masih dalami dan kita selidiki, pengembangan terus berlanjut untuk mengejar DF," paparnya.
Langganan berita!
|