Foto:
. ©2013 yuuhu.info
Reporter: Defri Putra
Yuuhu.info, Merasa diperlakukan tidak adil oleh Grup 21, film KERASUKAN produksi
Mitra Pictures dan BIC Production ditarik dari peredaran. Film yang
dibintangi oleh Arumi Bachsin tersebut ditarik oleh produsernya HM.
Firman Bintang sejak Sabtu (27/4).
Menurut Firman, film import IRON MAN yang seharusnya tayang pada hari Jumat (26/4), tiba-tiba dimajukan jadwal tayangnya menjadi hari Kamis (25/04) dan langsung mendapat 355 layar di hari pertama.
"Menurut kesepakatan hari Kamis adalah jadwal awal diputarnya film nasional. Akibatnya, film nasional yang diputar pada minggu itu, bukan cuma film KERASUKAN yang kebetulan beredar pada tanggal (25/4) yang terkena imbas, juga film-film lainnya seperti MURSALA, JAVA HEAT, 9SUMMERS 10AUTUMNS yang diputar hanya di 75 layar jadi hancur," ucap Firman.
Produser tersebut lantas menyimpulkan ini adalah akibat dari Grup 21 lebih mementingkan film impor daripada film lokal.
"Inilah akibatnya, kalau pemilik bioskop merangkap jadi importir. Jelas dia akan mengutamakan film importnya. Ini yang saya rasakan tidak fair. Kalau pemerintah membiarkan tata edar yang tidak sehat dan tidak fair seperti sekarang ini, saya sebagai Ketua Umum PPFI (Persatuan Produser Film Indonesia) menghimbau kepada seluruh produser, khusus anggota PPFI menghentikan produksi layar lebarnya," kata Firman, yang telah mengirim permintaan penarikan filmnya kepada Harris Lesmana dan Sunaryo dari Grup 21.
Sementara itu, Sunaryo dari Grup 21 membenarkan tentang penarikan film KERASUKAN itu. "Benar, KERASUKAN ditarik dari peredaran oleh Pak Firman. Itu kemauannya," jawab Sunaryo ketika diminta konfirmasinya via telepon.
Menurut Firman, film import IRON MAN yang seharusnya tayang pada hari Jumat (26/4), tiba-tiba dimajukan jadwal tayangnya menjadi hari Kamis (25/04) dan langsung mendapat 355 layar di hari pertama.
"Menurut kesepakatan hari Kamis adalah jadwal awal diputarnya film nasional. Akibatnya, film nasional yang diputar pada minggu itu, bukan cuma film KERASUKAN yang kebetulan beredar pada tanggal (25/4) yang terkena imbas, juga film-film lainnya seperti MURSALA, JAVA HEAT, 9SUMMERS 10AUTUMNS yang diputar hanya di 75 layar jadi hancur," ucap Firman.
Produser tersebut lantas menyimpulkan ini adalah akibat dari Grup 21 lebih mementingkan film impor daripada film lokal.
"Inilah akibatnya, kalau pemilik bioskop merangkap jadi importir. Jelas dia akan mengutamakan film importnya. Ini yang saya rasakan tidak fair. Kalau pemerintah membiarkan tata edar yang tidak sehat dan tidak fair seperti sekarang ini, saya sebagai Ketua Umum PPFI (Persatuan Produser Film Indonesia) menghimbau kepada seluruh produser, khusus anggota PPFI menghentikan produksi layar lebarnya," kata Firman, yang telah mengirim permintaan penarikan filmnya kepada Harris Lesmana dan Sunaryo dari Grup 21.
Sementara itu, Sunaryo dari Grup 21 membenarkan tentang penarikan film KERASUKAN itu. "Benar, KERASUKAN ditarik dari peredaran oleh Pak Firman. Itu kemauannya," jawab Sunaryo ketika diminta konfirmasinya via telepon.
Langganan berita!
|