
Foto: Kenaikan BBM. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Rudi
Yuuhu.info, Pemerintah sudah menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan atau
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Harga BBM jenis
premium diperkirakan akan naik sebesar Rp 2.000 dan naik Rp 1.000 untuk
BBM jenis Solar.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie mendorong harga BBM segera dinaikkan. Alasan Kwik adalah harga Premium saat ini sudah terlalu murah.
Bahkan, Kwik membandingkan harga premium dengan harga satu botol Coca Cola. "Saya pernah mengatakan sebelumnya, sebaiknya (harga BBM) ya dinaikkan. Jadi harga BBM Rp 4.500 itu terlampau murah. Kalau kita bandingkan dengan minuman ringan seperti coca cola, sudah tidak masuk akal lagi perbandingannya," ungkap Kwik di Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, Kamis (23/5).
BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Penggunaannya yang terus menerus di seluruh dunia, menjadikan BBM semakin langka. "Tidak pantas minyak yang begitu langka, dijual dengan harga yang begitu murah. Harus dinaikkan, rakyat supaya mengerti," ujarnya.
Sejalan dengan kenaikan harga BBM, Kwik setuju dengan mekanisme kompensasi bagi sektor-sektor yang terimbas sangat besar dari kebijakan ini. "Menurut saya, pemerintah ini untuk kompensasi terlalu banyak pertimbangan. Kalau harga itu naik, siapa yang akan kena, siapa yang akan diberi bantuan. BLT (bantuan langsung tunai) yang pernah dilakukan dulu juga kacau balau," tutur Kwik.
Menurutnya, bentuk kompensasi dan sasarannya bisa dengan jelas terlihat apabila harga BBM telah dinaikkan. "Jadi menurut saya penyesuaiannya itu dilihat setelah harga naik, bukan diprediksi sebelumnya. Jelaskan, artinya siapa yang akan kena ini," tegas Kwik.
Kwik menilai, tarik ulur kebijakan BBM ini lebih disebabkan oleh banyaknya pertimbangan politik. "Harga itu sudah terlalu murah, tidak beraninya menaikkan karena ketakutan kan. Ketakutan pemerintah, pertimbangan politik, kebijakan tidak populer, dan sebagainya. Memang selalu ada dampaknya, biaya transportasi dll, tapi kalau tidak dinaikkan, akan lebih jauh dampaknya lebih besar lagi," tutup Kwik.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie mendorong harga BBM segera dinaikkan. Alasan Kwik adalah harga Premium saat ini sudah terlalu murah.
Bahkan, Kwik membandingkan harga premium dengan harga satu botol Coca Cola. "Saya pernah mengatakan sebelumnya, sebaiknya (harga BBM) ya dinaikkan. Jadi harga BBM Rp 4.500 itu terlampau murah. Kalau kita bandingkan dengan minuman ringan seperti coca cola, sudah tidak masuk akal lagi perbandingannya," ungkap Kwik di Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, Kamis (23/5).
BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Penggunaannya yang terus menerus di seluruh dunia, menjadikan BBM semakin langka. "Tidak pantas minyak yang begitu langka, dijual dengan harga yang begitu murah. Harus dinaikkan, rakyat supaya mengerti," ujarnya.
Sejalan dengan kenaikan harga BBM, Kwik setuju dengan mekanisme kompensasi bagi sektor-sektor yang terimbas sangat besar dari kebijakan ini. "Menurut saya, pemerintah ini untuk kompensasi terlalu banyak pertimbangan. Kalau harga itu naik, siapa yang akan kena, siapa yang akan diberi bantuan. BLT (bantuan langsung tunai) yang pernah dilakukan dulu juga kacau balau," tutur Kwik.
Menurutnya, bentuk kompensasi dan sasarannya bisa dengan jelas terlihat apabila harga BBM telah dinaikkan. "Jadi menurut saya penyesuaiannya itu dilihat setelah harga naik, bukan diprediksi sebelumnya. Jelaskan, artinya siapa yang akan kena ini," tegas Kwik.
Kwik menilai, tarik ulur kebijakan BBM ini lebih disebabkan oleh banyaknya pertimbangan politik. "Harga itu sudah terlalu murah, tidak beraninya menaikkan karena ketakutan kan. Ketakutan pemerintah, pertimbangan politik, kebijakan tidak populer, dan sebagainya. Memang selalu ada dampaknya, biaya transportasi dll, tapi kalau tidak dinaikkan, akan lebih jauh dampaknya lebih besar lagi," tutup Kwik.

Langganan berita!
|