Foto: nuklir. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Rudi
Yuuhu.info, Menteri BUMN Dahlan Iskan memutuskan mengganti nama PT Batan
Teknologi menjadi PT Industri Nuklir Indonesia. Pergantian nama ini akan
direalisasikan awal tahun depan.
Dahlan punya alasan sendiri. Menurutnya, pergantian nama ini dilakukan agar Batan Teknologi lebih mencerminkan sebuah perusahaan yang mempunyai bisnis tinggi.
"Supaya lebih berbau perusahaan dan bisnis makin tiggi. Supaya jangan terlalu dikaitkan nuklir Indonesia. Ini salah satunya untuk persiapan ekspansi ke Amerika," ucap Dahlan ketika ditemui di Kampus UNIKA Atmajaya, Jakarta, Selasa (11/6).
Di tempat yang sama, Direktur Utama Batan Teknologi, Yudiutomo mendukung rencana Dahlan. Perusahaan yang dikelolanya memang berencana ekspansi ke Amerika dengan membuat perusahaan joint venture dengan Amerika. Pabrik pengayaan uranium sistem rendah ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2017 di AS.
"Investasinya USD 170 juta dan saham kita 51 persen. Kapasitas produksi disana mencapai 4000 curie radio isotop," jelas Yudiutomo.
Saat ini, pabrik milik Batan Tekno di Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 300 curie radio isotop per minggu yang di supply untuk 16 rumah sakit untuk kepentingan pengobatan.
"Pabrik di Amerika akan lebih besar karena kebutuhan Amerika 6000 curie per minggu. "Amerika 100 persen impor dari Kanada, Belgia. Kebetulan kami kompetitif," tutupnya.
Dahlan punya alasan sendiri. Menurutnya, pergantian nama ini dilakukan agar Batan Teknologi lebih mencerminkan sebuah perusahaan yang mempunyai bisnis tinggi.
"Supaya lebih berbau perusahaan dan bisnis makin tiggi. Supaya jangan terlalu dikaitkan nuklir Indonesia. Ini salah satunya untuk persiapan ekspansi ke Amerika," ucap Dahlan ketika ditemui di Kampus UNIKA Atmajaya, Jakarta, Selasa (11/6).
Di tempat yang sama, Direktur Utama Batan Teknologi, Yudiutomo mendukung rencana Dahlan. Perusahaan yang dikelolanya memang berencana ekspansi ke Amerika dengan membuat perusahaan joint venture dengan Amerika. Pabrik pengayaan uranium sistem rendah ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2017 di AS.
"Investasinya USD 170 juta dan saham kita 51 persen. Kapasitas produksi disana mencapai 4000 curie radio isotop," jelas Yudiutomo.
Saat ini, pabrik milik Batan Tekno di Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 300 curie radio isotop per minggu yang di supply untuk 16 rumah sakit untuk kepentingan pengobatan.
"Pabrik di Amerika akan lebih besar karena kebutuhan Amerika 6000 curie per minggu. "Amerika 100 persen impor dari Kanada, Belgia. Kebetulan kami kompetitif," tutupnya.
Langganan berita!
|