
Foto: lustrasi wanita seksi. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Rianto
Yuuhu.info, Membicarakan bisnis prostitusi dari zaman ke zaman memang tidak pernah
ada habisnya. Hampir di seluruh dunia, prostitusi seakan tidak ada
matinya.
Di Indonesia, prostitusi dari yang blak-blakan sampai terselubung semua tersedia. Para wanita pekerja seks komersil (PSK) juga beragam dari yang masih bau kencur sampai sudah tua.
Untuk prostitusi yang blak-blakan, biasanya para PSK menjajakan diri secara terang-terangan di pinggir jalan. Sedangkan yang terselubung, biasanya berkedok suatu tempat usaha.
Sebut saja, salon, pijat, refleksi dan hotel. Di tempat itu, para pria hidung belang memburu kenikmatan sesaat.
Secara kasat mata, mungkin orang yang belum paham tak akan tahu bagaimana membedakan tempat tersebut apakah menyediakan jasa esek-esek atau tidak. Dari luar, tempat usaha tersebut memang tampak sama seperti pada umumnya. Masyarakat akan tahu bedanya, apabila sudah masuk ke dalam tempat usaha itu.
Jadi, di dalam nanti, barulah wanita penggoda akan merayu pria hidung belang. Tapi biasanya, para pria hidung belang sudah mengerti tempat usaha tersebut menyediakan layanan seks atau tidak dan bagi yang masih awam tentu akan kaget.
Layanan plus-plus yang mereka tawarkan pun beragam, dari mulai hanya pegang sampai berhubungan badan. Tentu saja tarif yang dipatok bervariatif. Biasanya, mahal atau murahnya tarif ditentukan oleh mewah atau terkenalnya tempat usaha itu.
Tempat prostitusi berkedok tempat usaha yang sudah ternama tentu tidak sulit dalam mencari pelanggan. Tanpa promosi, pria hidung belang pasti akan mampir saban hari.
Para pengusaha yang baru terjun di bisnis tersebut tentu juga ingin mencari pelanggan setia. Tak tanggung-tanggung, mereka nekat membagikan selembaran-selembaran di setiap lampu merah demi mencari pelanggan untuk datang ke tempatnya.
Laurel, bukan nama sebenarnya, mengaku sering mendatangi tempat-tempat tersebut untuk mencari kenikmatan. Dia juga tidak menampik kalau dari selebaran tersebut justru menambah koleksi tempat favorit.
"Tergantung kalau dapet selebaran deket dengan rumah atau kantor pasti saya follow up. Penasaran juga soalnya," kata Laurel, Sabtu (1/6).
Untuk masalah harga, lanjut Laurel, biasanya kalau tempat yang baru buka lebih murah ketimbang yang sudah ternama. Namun, tentu saja kalau yang murah kamar yang digunakan juga hanya ala kadarnya.
"Kalau yang mewah dan ternama kan tentu saja fasilitasnya lebih lengkap. Kalau yang tempat murah, yah hanya kasur dan kamar mandi, kadang ada AC kadang cuma kipas," tuturnya.
Prostitusi berkedok tempat bisnis tentu memiliki cerita tersendiri yang menarik untuk diketahui. Pada hari Minggu (2/6) ini, merdeka.com akan mengulas prostitusi berkedok tempat bisnis di berbagai wilayah di Indonesia. Selamat membaca.
Di Indonesia, prostitusi dari yang blak-blakan sampai terselubung semua tersedia. Para wanita pekerja seks komersil (PSK) juga beragam dari yang masih bau kencur sampai sudah tua.
Untuk prostitusi yang blak-blakan, biasanya para PSK menjajakan diri secara terang-terangan di pinggir jalan. Sedangkan yang terselubung, biasanya berkedok suatu tempat usaha.
Sebut saja, salon, pijat, refleksi dan hotel. Di tempat itu, para pria hidung belang memburu kenikmatan sesaat.
Secara kasat mata, mungkin orang yang belum paham tak akan tahu bagaimana membedakan tempat tersebut apakah menyediakan jasa esek-esek atau tidak. Dari luar, tempat usaha tersebut memang tampak sama seperti pada umumnya. Masyarakat akan tahu bedanya, apabila sudah masuk ke dalam tempat usaha itu.
Jadi, di dalam nanti, barulah wanita penggoda akan merayu pria hidung belang. Tapi biasanya, para pria hidung belang sudah mengerti tempat usaha tersebut menyediakan layanan seks atau tidak dan bagi yang masih awam tentu akan kaget.
Layanan plus-plus yang mereka tawarkan pun beragam, dari mulai hanya pegang sampai berhubungan badan. Tentu saja tarif yang dipatok bervariatif. Biasanya, mahal atau murahnya tarif ditentukan oleh mewah atau terkenalnya tempat usaha itu.
Tempat prostitusi berkedok tempat usaha yang sudah ternama tentu tidak sulit dalam mencari pelanggan. Tanpa promosi, pria hidung belang pasti akan mampir saban hari.
Para pengusaha yang baru terjun di bisnis tersebut tentu juga ingin mencari pelanggan setia. Tak tanggung-tanggung, mereka nekat membagikan selembaran-selembaran di setiap lampu merah demi mencari pelanggan untuk datang ke tempatnya.
Laurel, bukan nama sebenarnya, mengaku sering mendatangi tempat-tempat tersebut untuk mencari kenikmatan. Dia juga tidak menampik kalau dari selebaran tersebut justru menambah koleksi tempat favorit.
"Tergantung kalau dapet selebaran deket dengan rumah atau kantor pasti saya follow up. Penasaran juga soalnya," kata Laurel, Sabtu (1/6).
Untuk masalah harga, lanjut Laurel, biasanya kalau tempat yang baru buka lebih murah ketimbang yang sudah ternama. Namun, tentu saja kalau yang murah kamar yang digunakan juga hanya ala kadarnya.
"Kalau yang mewah dan ternama kan tentu saja fasilitasnya lebih lengkap. Kalau yang tempat murah, yah hanya kasur dan kamar mandi, kadang ada AC kadang cuma kipas," tuturnya.
Prostitusi berkedok tempat bisnis tentu memiliki cerita tersendiri yang menarik untuk diketahui. Pada hari Minggu (2/6) ini, merdeka.com akan mengulas prostitusi berkedok tempat bisnis di berbagai wilayah di Indonesia. Selamat membaca.

Langganan berita!
|