
Foto: Jokowi public hearing KJS. ©2013 yuuhu.info
Oleh: Rudi
Yuuhu.info, Dinkes DKI: Siapa bilang RS Thamrin dan RS Admira batal mundur?
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati membantah, dua dari 16 rumah sakit peserta KJS, yakni RS Thamrin dan RS Admira batal mengundurkan diri. Dia mengaku telah menerima surat pengunduran dua rumah sakit itu.
"Thamrin dan Admira sudah mundur resmi, kok gak jadi piye? Halah mana, itu resmi mundur, iki enek surate (Ini ada suratnya). Sudah resmi ada suratnya. Dan kita lihat suratnya tadi resmi," ujar Dien di Balai Kota Jakarta, Kamis (23/5).
Dien mengatakan, Kepala UPT Jamkesda Yudhita yang memegang surat pengunduran diri resmi dua rumah sakit itu. Namun demikian, dia tidak membantah jika ke-14 rumah sakit memang pernah menyatakan secara lisan melalui staf kepada Yudhita.
"Tanya bu Dita suratnya ada, yang lain tadi emang lisan tapi yang ngomong stafnya ke bu Dita langsung di pasien di rumah sakit, saya ga terima lagi KJS. Nah itu apa artinya. Yang resmi tadi dua Thamrin sama Admira," jelasnya.
Sebelumnya, RS MH Thamrin menegaskan jika tidak mundur dari program KJS. Pihak pengelola tetap mendukung program yang dijalankan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Prinsip tidak menolak tapi tetap dukung program KJS. Tapi berlakunya INA CBG's awal April, kami kirim surat ke Kadis, kami nggak sanggup. Dari hasil simulasi yang kami lakukan, yang dicover 30 persen dari biaya yang kami keluarkan," jelas juru bicara RS MH Thamrin Abdul Barry.
Senada dengan RS MH Thamrin, pihak RS Admira juga membantah jika dirinya mundur untuk tidak mendukung program KJS. "Sama dengan rumah sakit lainnya, kami dukung KJS," tegas Direktur Utama Rumah Sakit Admira, Chairulsjah.
Selanjutnya klarifikasi dipaparkan oleh RS Bunda Suci, RS Mulya Sari, RS Satya Negara, RS Paru Firdaus, RS Islam Sukapura, RS Husada, RS Sumber Waras, RS Suka Mulya, RS Port Medical, RS Puri Mandiri Kedoya, RS Tria Dipa, RS JMC, RS Mediros, dan RS Restu Mulya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati membantah, dua dari 16 rumah sakit peserta KJS, yakni RS Thamrin dan RS Admira batal mengundurkan diri. Dia mengaku telah menerima surat pengunduran dua rumah sakit itu.
"Thamrin dan Admira sudah mundur resmi, kok gak jadi piye? Halah mana, itu resmi mundur, iki enek surate (Ini ada suratnya). Sudah resmi ada suratnya. Dan kita lihat suratnya tadi resmi," ujar Dien di Balai Kota Jakarta, Kamis (23/5).
Dien mengatakan, Kepala UPT Jamkesda Yudhita yang memegang surat pengunduran diri resmi dua rumah sakit itu. Namun demikian, dia tidak membantah jika ke-14 rumah sakit memang pernah menyatakan secara lisan melalui staf kepada Yudhita.
"Tanya bu Dita suratnya ada, yang lain tadi emang lisan tapi yang ngomong stafnya ke bu Dita langsung di pasien di rumah sakit, saya ga terima lagi KJS. Nah itu apa artinya. Yang resmi tadi dua Thamrin sama Admira," jelasnya.
Sebelumnya, RS MH Thamrin menegaskan jika tidak mundur dari program KJS. Pihak pengelola tetap mendukung program yang dijalankan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Prinsip tidak menolak tapi tetap dukung program KJS. Tapi berlakunya INA CBG's awal April, kami kirim surat ke Kadis, kami nggak sanggup. Dari hasil simulasi yang kami lakukan, yang dicover 30 persen dari biaya yang kami keluarkan," jelas juru bicara RS MH Thamrin Abdul Barry.
Senada dengan RS MH Thamrin, pihak RS Admira juga membantah jika dirinya mundur untuk tidak mendukung program KJS. "Sama dengan rumah sakit lainnya, kami dukung KJS," tegas Direktur Utama Rumah Sakit Admira, Chairulsjah.
Selanjutnya klarifikasi dipaparkan oleh RS Bunda Suci, RS Mulya Sari, RS Satya Negara, RS Paru Firdaus, RS Islam Sukapura, RS Husada, RS Sumber Waras, RS Suka Mulya, RS Port Medical, RS Puri Mandiri Kedoya, RS Tria Dipa, RS JMC, RS Mediros, dan RS Restu Mulya.

Langganan berita!
|