Yuuhu.info, Peragaan busana muslim punya cerita menarik tersendiri. Terutama karena
tidak hanya berkaitan dengan baju atau celana yang akan ditampilkan tapi
juga bagaimana jilbab atau penutup kepala yang dipakai cepat jadi, dan
peragaan berlangsung tanpa jeda yang lama.
Seperti diketahui
model jilbab saat ini sangat beragam. Intinya adalah bagaimana ia bisa
menutupi kepala hingga bagian dada. Tapi karena waktu yang singkat saat
peragaan busana, pilihannya adalah membuatnya mini dan dililit supaya
tidak rumit.
Inilah yang kemudian terjadi pada pagelaran busana
muslim Itang Yunasz yang bertajuk Spice Trail: Festive to Ramadhan".
Dalam beberapa set, ada model yang berjalan dengan jilbab yang berkesan
terlalu sederhana, hanya dililit bagian ujungnya sehingga menampakkan
bagian leher dan dada yang terbuka. Sejatinya busana muslim selalu
tertutup dari atas sampai ke bawah.
“Itu untuk menyingkat waktu saja, jadi jilbabnya bukan bagian dari koleksi,” ujar Itang beralasan, saat ditemui usai
show
di di Atrium Pasar Regional Tanah Abang Blok B, Jakarta, Selasa
(28/5/2013). Menurutnya, membuat jilbab dengan berbagai gaya akan
membutuhkan banyak waktu sementara koleksi yang ditampilkan masih
banyak.
Jilbab mini dan simpel itu cukup mencolok karena ketika
model berjalan. Karena, kaftan yang panjang menutupi sampai mata kaki
ternyata menampilkan potongan busana dengan bentuk V di bagian dada.
Selain itu, juga menampakkan sedikit bagian leher dari jilbab yang
menutupi batok kepala.
Soal lilit-melilit jilbab ini menjadi
catatan tersendiri dalam peragaan busana muslim. Apalagi jika koleksi
yang akan ditampilkan sangatlah banyak dan modelnya harus berganti
sampai tiga kali. Pergantian model dan busana dalam waktu singkat
membuat model dan desainer tak punya cukup waktu untuk
fitting baju di belakang panggung, sehingga mesti dilengkapi dengan jilbab cepat jadi.
Itang
sendiri menampilkan koleksi yang cukup banyak, yakni total 90 set
busana muslim wanita hari itu. Entah karena saking banyaknya, ada satu
dua yang jilbabnya kemudian dililit dan menampilkan kesan modern.
Pada
awalnya, penampilan tersebut terjadi karena diburu oleh waktu yang
singkat supaya jeda peragaan tidak terlalu lama. Kebetulan, koleksi yang
hari itu ia hadirkan lebih fokus pada busana, bukan jilbab. Kalaupun
kemudian ada yang menganggap itu
modern look, kembali pada putusan masing-masing untuk mengenakannya. Lagi-lagi, Itang menegaskan kalau
look untuk
show-nya hari itu bukan tampilan total dari atas sampai ke bawah, tapi ada juga jilbab cepat jadi karena tuntutan pergelaran.