Yuuhu.info, Perkembangan desain busana muslim makin pesat dan menghadirkan nuansa
yang baru. Setidaknya itu yang muncul dalam peragaan busana sesi "Chic
dan Embellishment" yang dibawakan enam desainer di Indonesia Islamic
Fashion Fair (IIFF) di Jakarta Convention Center, Jumat (31/5/2013)
lalu.
Jika Indonesia berniat menjadi kiblat fashion busana muslim dunia,
show yang menghadirkan nuansa
chic
dari Boyonz Ilyas, Zikin, Nuniek Mawardi, Merry Pramono, Tuty Adib, dan
Nana Krit tersebut patut jadi perhatian. Mereka seolah menyajikan
busana yang beragam, modis, dan menjadikan jilbab atau penutup kepala
sebagai aksesori busana.
Boyonz Ilyas membawa koleksi desain busana muslim yang
chic
dengan tema "The Gray of Expectations Sun". Warna dasar abu-abu menjadi
olahan utamanya dengan potongan gaun, terusan, blus, dan rok panjang.
Boyonz
lebih menekankan permainan detail di bagian dada, leher, dan lengan.
Ada variasi seperti kerut di dada, atau lipit-lipit di leher dan ujung
lengan. Dengan padu padan abu-abu dan hitam atau coklat, koleksi ini
tampil dingin namun elegan.
Nuansa
chic tampil beda di
tangan Zikin yang mengusung "Royal Influence". Inspirasi jubah ala
kerajaan China atau Dinasti Ming tampil kentara dalam koleksinya, yang
diaplikasikan ke dalam busana satu
piece atau kombinasi blus dan rok.
Sebagai penegas kesan yang ingin disampaikan, Zikin membuat jaket panjang dan pendek dengan bahan
silk crepe dan sifon. Penambahan
trimming dengan materi
beads dan logam menjadikannya sedikit mencolok. Sementara blok motifnya memberi kesan ringan dan
edgy.
Nuniek
Mawardi membawa gaya Skotlandia ke dalam rancangannya yang bertajuk
"Scott". Sebagai penandanya, ada rok kotak-kotak warna merah atau yang
terkenal disebut
kilt. Bedanya, Nuniek menjadikannya dalam
bentuk lain seperti selempang yang melilit asimetris dari kiri ke kanan
dalam balutan busana muslim warna biru.
Diiringi bunyi-bunyian alat musik khas Skotlandia, serta gambar-gambar
kilt
di layar, koleksi ini cukup mencuri perhatian. Jilbab tidak hanya
tampil sebagai penutup kepala biasa, tapi menjadi bagian dari aksesori
busana.
Lain Nuniek, lain lagi yang ditampilkan Sisesa by Merry
Pramono. Merry lebih memilih mengusung kesan romantis dalam rancangan
yang menonjolkan sisi feminin dengan
cutting, drapping, dan
siluet yang indah dalam tema "Romantic Youth". Karena itu juga, koleksi
ini tampil dalam dominasi warna-warna yang cerah. Aksen lipit di baju
dan lengan makin menegaskan kesan yang ingin ia sampaikan.
Berikutnya,
ada Tuty Adib yang memperagakan koleksinya dalam tema "Colours of
Romance". Seperti terinspirasi musim semi, koleksi Tuty hadir dengan
warna-warna bunga indah, segar,
fresh, senada dengan musim semi dengan dominasi
dusty pink, pink kecoklatan, dan sedikit sentuhan tembaga.
Potongan yang diperagakan berupa terusan, blus, dan rok panjang memberi kesan feminin dan anggun, ditambahi aksen gaya lengan
puff,
tulip, aplikasi bunga-bungaan, serta taburan daun-daun. Untuk
koleksinya ini, Tuty menggunakan bahan sifon, brokade, tulle, dan sutra
organdi, dengan aksesori kalung dan bros.
Kesan modern makin
kental dalam koleksi Maharani by Nana Krit. Mengusung "Muslim Wear in
Modernity", Nana menampilkan koleksi dominasi warna hitam dengan desain
blus dan celana pas badan. Ada permainan aksen kerut atau detail di
bagian leher, dada dan ujung lengan, yang membuatnya ringan tapi tetap
chic. Rancangan busana itu dipadu dengan jilbab yang juga dililit sederhana tak bertumpuk, membentuk muka menjadi tampak tirus.
Masing-masing desainer membawa 10
outfit dalam
koleksinya kali ini. Pagelaran ini diadakan pada hari kedua IIFF yang
berlangsung sampai 2 Juni 2013. Sejak hari pertama digelar (30/5/2013),
ragam busana muslim yang hadir turut membuka mata dan menunjukkan
perkembangan pesat dunia fashion busana muslim.