Yuuhu.info, Apa yang terlintas di pikiran Anda pertama kali ketika mendengar kata
SMALLVILLE? Tentu saja Superman, pahlawan super yang telah merajai
tangga box office dunia dan kali ini kembali hadir di sinema dengan
judul MAN OF STEEL. Meski baru tayang perdana di Indonesia 14 Juni
kemarin, film yang disutradarai oleh Zack Snyder mendapat respon positif
baik dari penonton maupun dari pengamat.
Hal ini membuktikan bahwa Superman bukan produk masa lalu yang sudah
kadaluarsa. Bukan hanya film layar lebarnya saja, serial televisi
SMALLVILLE juga terbilang sukses. Hingga sekarang TV series ini masih
diproduksi dan telah ditayangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Hal yang patut dibanggakan dari Smallville adalah keterlibatan sineas
muda Indonesia yang bernama Pandu Birantoro.
Pandu Birantoro,
secara eksklusif menjadi Assistant Director dalam serial TV SMALLVILLE
yang dibintangi oleh Tom Welling. "Bekerja dalam TV Series SMALLVILLE
merupakan pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar banyak hal
mengenai Hollywood TV Series System," komentar Pandu saat ditanyai
mengenai pengalamannya tersebut.
Selain
belajar, Pandu mengungkapkan pada pembuatan TV Series SMALLVILLE ini
juga memiliki banyak tantangan. "Selama shooting harus stick to the
plan, tidak boleh lebih dan kurang. Selain itu untuk masalah habit juga
sangat berbeda. Misalkan pada saat menyewa tempat untuk lokasi shooting,
di Indonesia, kita bisa menyewa tempat pada jam-jam dimana tempat itu
seharusnya sudah tutup. Di luar negeri tidak bisa seperti itu. Kita yang
mematuhi peraturan mereka, bukan sebaliknya. Memang hasilnya membuat
pekerjaan menjadi sangat teratur."
Saat ini Pandu Birantoro
semakin aktif berkarya dalam perfilman Indonesia. Ia menangani beberapa
box office film Indonesia, antara lain NEGERI 5 MENARA, sebagai behind
the scene producer. Pandu, juga telah memenangkan beberapa penghargaan,
diantaranya Piala Maya untuk film Omnimbus SINEMA PURNAMA yang bekerja
sama dengan beberapa sineas muda Indonesia lainnya. Selain di Indonesia,
karya film Pandu yang berjudul Euphoria juga telah tayang di berbagai
negara seperti Prancis. Saat ini Pandu sedang disibukkan dengan project
film The Killers, sebagai Promo Producer dan film pendek MEET ME HALF
WAY sebagai bentuk kerja sama negara Canada Indonesia.
Meski telah
menjadi sutradara dan produser dengan berbagai karya, Pandu Birantoro
memutuskan untuk membagi ilmunya dengan berkecimpung di dunia pendidikan
sebagai pengajar sekaligus Program Head di College Digital film &
Media, International Design School Jakarta. Alasannya, penggemar Star
Wars ini mengutip quote dari Yoda, salah satu karakter STAR WARS: "You
must unlearn what you have learn". "Salah satu cara untuk "unlearn"
adalah dengan membagi pengalaman kita ke orang lain. Selain itu saya
juga bisa sekalian mencari kru," ungkapnya.
Sebagai Program Head
di Digital Film & Media yang merancang langsung kurikulumnya, Pandu
menjelaskan, "Selain teori, praktek itu penting, bagaimana terlibat
langsung di lokasi agar terbiasa, disini siswa diarahkan untuk lebih
banyak ke praktek dan pembuatan portofolio, sebab portofolio lah yang
akan dilihat perusahaan saat akan memutuskan untuk mempekerjakan orang
itu atau tidak", ungkap Pandu.
Untuk memilih jenis pendidikan
formal, disarankan untuk lebih selektif karena proses belajar akan
maksimal jika berfokus pada praktek dengan arahan profesional yang telah
berpengalaman. Sehingga nantinya, ilmu yang diberikan akan lebih mudah
diterapkan pada saat memasuki dunia profesional. IDS | International
Design School kini membuka Sekolah Film dimana pimpinan sekaligus salah
satu pengajarnya adalah Pandu Birantoro sendiri yang akan berbagi ilmu
juga dan mengarahkan siswa-siswanya secara langsung.
Aktifitas akademisi akan dimulai pada Juli 2013 dengan durasi 12 Bulan
program belajar. Melalui Sekolah Film ini, siswa akan diajarkan
bagaimana membuat karya dalam bentuk portofolio yang baik sehingga siap
berkompetisi di dunia perfilman Indonesia maupun internasional.