Yuuhu.info, Citra kuliner Indonesia masih perlu diperjuangkan di negeri sendiri,
namun semakin dikenal di sejumlah negara berkat kekhasannya. Untuk
mengangkat citra masakan Indonesia dan membantunya semakin mendunia,
perlu muncul kebanggaan di masyarakat. Cara sederhananya, memulai
kembali kebiasaan memasak makanan Indonesia di dapur rumah.
Pakar
kuliner William Wongso mengatakan sulit untuk mencari penerus di bidang
kuliner Indonesia. Kuliner Indonesia tidak memiliki chef profesional
yang fokus mengolah masakan Indonesia.
"Kita harus kembali ke
dasar, mengajak orang untuk kembali berminat masak di rumah. Masakan
rumah juga lebih sehat, karena tidak mungkin bisa makan sehat kalau
tidak belanja sendiri dan masak sendiri," jelasnya saat bincang-bincang
di peluncuran gerakan Dayakan Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Menurut
penggagas Aku Cinta Masakan Indonesia ini, langkah nyata mengangkat
citra masakan Indonesia harus dimulai dari rumah. Ibu rumah tangga juga
bisa menggali peluang dari masakan rumahan ini dengan memanfaatkan
sosial media. Memberikan layanan pesan antar misalnya.
"Selama masakan bagus, konsisten, bersih,
marketing masakan Indonesia gampang," kata William.
Dengan
membangun kebiasaan masak makanan Indonesia di rumah, mitos mengenai
mengolah masakan Indonesia sulit dan rumit juga bisa terbantahkan.
Dengan demikian tradisi pun tetap terpelihara.
Harapannya, ke
depan akan muncul chef profesional yang memiliki spesialisasi di masakan
Indonesia. "Akan ada chef profesional spesialisasi di masakan Batak,
Aceh dan lainnya," harap William.
Harapan ini menjawab kondisi
saat ini di mana profesional yang terjun mengembangkan masakan
Indonesia, masih sedikit jumlahnya. Kebanyakan chef profesional dari
Indonesia sebatas tahu masakan Indonesia tapi tidak menguasainya saat
diminta memasak untuk kebutuhan kalangan elite. Alhasil, para
profesional ini justru menjadi tukang saat menyajikan masakan Indonesia.
Kebanggaan
akan masakan Indonesia juga bisa terbentuk dari penamaan makanan
Indonesia. Kita tak perlu lagi malu menyebutkan tumpeng misalnya, tanpa
harus mencari sinonim dari nama makanan khas ini saat mengenalkannya ke
pecinta kuliner dunia. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam penyebutan menu
masakan Indonesia, menjadi satu lagi bukti kebanggaan atas kuliner
Indonesia.
"Tak perlu menggunakan bahasa lain agar dimengerti
oleh orang asing saat menyebutkan makanan Indonesia. Saat memesan
makanan di restoran Jepang, anak kecil pun akan bilang minta sashimi
atau sushi, bukan
raw fish, kan?" ungkap William.
Dengan
kebiasaan memasak masakan Indonesia di rumah, harapannya kuliner
Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan mendapatkan
apresiasi lebih tinggi lagi di luar negeri.